Record image merupakan cara journal mencatat ke journal receiver terhadap perubahan data suatu file. Ada dua jenis record image:
- *AFTER, journal hanya mencatat data setelah perubahan record suatu file.
- *BOTH, journal mencatat data sebelum dan setelah perubahan record suatu file.
Kapan menggunakan image *AFTER atau *BOTH?
Semua tergantung dari kebutuhan user.
Image *BOTH dapat digunakan untuk keperluan audit (mencatat data sebelum dan setelah diubah). Karena ada pencatatan dua isi data, journal entries yang terbentuk pun akan lebih besar dan mengkonsumsi kapasitas disk dua kali lebih besar dari image *AFTER.
Image *AFTER membuat penulisan journal entries ke journal receiver lebih sedikit. Image ini membuat proses audit menjadi lebih sulit karena hanya melakukan pencatatan setelah data diubah.
Contoh file dengan journal image *AFTER dan *BOTH ketika dilakukan update record melalui STRSQL.

Record Image *BOTH:
File SOOLDAT/TESTFILE dengan journal images *BOTH. Dilakukan perubahan data dengan STRSQL:
update SOOLDAT/TESTFILE set address=’Jakarta’ where name=’Bob’

Journal mencatat dua journal entries R-UB (update before) dan R-UP (update after).



Record Image *AFTER:
File SOOLDAT/TESTFILE dengan journal images *AFTER. Dilakukan perubahan data dengan STRSQL:
update SOLDAT/TESTFILEset address=’Bali’ where name=’Bob’

Journal mencatat satu journal R-UP (update after) saja.


Merubah Journal Record Image:
Melalui command line, ketik CHGJRNOBJ lalu tekan F4=Prompt. Tekan F9=All Parameter untuk memperlihatkan seluruh paramter.

Tekan page down sampai menemukan parameter Attribute (ATR). Masukkan parameter *IMAGES dan parameter *AFTER atau *BOTH (sesuai kebutuhan).

Note: Untuk sistem yang memiliki aktivitas database cukup tinggi, images *AFTER sangat direkomendasikan. Karena akan mengurangi I/O disk dibanding dengan menggunakan *BOTH.